a.Legenda Kampung
Pada tahun 1482 Kampung Pekandangan pernah dihuni oleh
keturunan dari BUAI PEMUKA di wilayah ULOK
GIYAM yang saat ini bernama Dusun
03 Way Kijang sampai tahun 1517. Yang kemudian berpindah ke Kampung Segala
Mider.
b.Arti dari Nama Pekandangan
pekandangan adalah nama warisan
dari Suku adat yang menempati pekandangan pada jaman terdahulu, yang terdiri
dari dua kata yaitu PEKAN dan DANGAN
yang artinya PEKAN= Minggu /
Seminggu dan DANGAN= Kandang
pada masa itu penghuni ULA GIAM
adalah masyarakat Segala mider yang berkebun dan tinggal di ulagiam mereka
sepekan sekali pulang kampung pulang kandang maka bila di gabungkan dari dua
kata tersebut menjadi PEKAN+DANGAN hingga saat ini nama Pekandangan di jadikan
Nama Kampung yaitu PEKANDANGAN. Luas wilayah Kampung Pekandangan 875 Ha dengan
bentangan dari timur ke Barat 8 Km sedangkan dari Selatan Ke Utara berkisar
1000 m
Pada tahun 1970 Kampung
Pekandangan dibuka kembali oleh sekelompok Orang yang datang dari Bandung Jawa
Barat kelompok tersebut di pimpin oleh
seorang tokoh bernama ADE SOMANTRI beliau membuka lahan yang bertujuan untuk
perkebunan TEH yang saat ini tempat tersebut Bernama Dusun 04 Riung Gunung atau
Umbul Plastik. Namun karna lokasi yang sangat terjal dan transportasi sangat
sulit maka beliau menggagalkan niatnya untuk membuka lahan perkebunan TEH
Beliau kembali lagi ke jawa barat namun sebagian pengikutnya tetap tinggal di
Umbul pelastik.
Asal mula sebutan Umbul
Plastik,pada masa itu masyarakat yang membuka lahan membuat gubuk atau tempat
tinggal sementara menggunakan atap
terepal atau pelastik karna belum ada genteng justru dengan pelastik yang
berbeda warna dari gubuk yang satu dan yang lainnya dilihat dari kejauhan
tampak mencolok maka orang- orang menyebutnya umbul plastic,hingga saat ini
padahal Dusun tersebut sudah memiliki nama RIUNG GUNUNG yang artinya Dusun yang
di kelilingi Gunung dalam bahasa sunda,warisan dari seorang tokoh bernama Bp.
NANDI ( Alm ) sesepuh di dusun tersebut.
Pada tahun 1976 Kembali Dua kelompok
Orang dari Bandung Jawa barat dan dari Sendang Rejo Lampung Tengah yang di
Pimpin oleh Bapak Daim Jajuli ( Alm) sebagai perpanjangan Tangan dari SIDANG
BUDIMAN dengan membawa Surat izin tebang
membuka lahan di dua wilayah yang saat ini bernama Dusun 02 Sri Rahayu waktu
itu di pimpin oleh ketua tebang Bp. SARIDI dari Sendang Rejo Suku Jawa,karna
mayoritas peserta tebang dari sendang maka terkenal hingga sekarang tempat itu
UMBUL SENDANG padahal Nama dusun tersebut adalah SRI RAHAYU dan yang satu
kelompoknya lagi dipimpin oleh ketua tebang sebagai kaki tangan Bp. Daim Jajuli
yaitu Bp. Pakih dari lingga pura memimpin sekelompok orang untuk membuka di
wilayah Dusun 03 Way Kijang, Nama way Kijang berasal dari Kata WAY TIJANG nama peninggalan
orang adat pembuka pertama yang artinya WAY itu Sungai TIJANG itu Panjang WAY
TIJANG artinya Sungai yang Panjang, karna latah lidah orang sunda menjadi WAY
KIJANG.
Di penghujung tahun 1978 Bapak
Mahpudin memimpin penebangan untuk lahan pertanian yang sekarang bernama Dusun
01 Sri Mulya lahan tersebut berdampingan dengan lahan Hak Guna Usaha (HGU)
milik orang Cina yang bernama Asiam maka karna berdekatan dengan lahan asiam
orang-orang menyebutnya wilayah asiam hingga saat ini masih terkenal dengan
Dusun Asiam padahal dusun tersebut bernama Sri Mulya.
Engkong Asiam dengan anaknya yang
bernama Gunadi Jaya berbekal HGU nya bermaksud menguasai Kayu untuk di jadikan
bahan bangunan dan dijual ke Bandar lampung,namun ternyata kayu yang di maksud
di wilayah tersebut tidak ada maka iya menguasai tanahnya untuk di garap dengan
cara di paro tanah misalnya ada orang yang menggarap satu Ha apabila sudah jadi
kebun maka di bagi dua sebagian untuk penggarap dan sebagian untuk Asiam, namun
karna kurang menejemen dan pengurus dan penangannan yang baik maka asiam gagal.akhirnya ditinggalkanlah lahan tersebut hingga
terbengkalai hingga tahun 2012 lahantersebut menjadi lahan sengketa yang ber
akhir kemenangan di tangan Asiam lahan tersebut seluas ….dan di jual kepada PT
Bayu.
Berdasarkan letak wilayah dan
didukung oleh jumlah penduduk yang semakin bertambah dan berkembang maka pada
tahun 1977 Kampung Pekandangan dimasukan ke marga Segala Mider dan dijadikan
Dusun 07 Segala Mider Kecamatan Padang ratu pada masa kepemerintahan Bp. Sumaji
sebagai kepala Kampung Segala Mider.
Batas-Batas Kampung.
Sebelah Utara berbatasan dengan
Kampung Linggapura Kecamatan Selagai Lingga dengan di tandai oleh Aliran sungai
Way Seputih. Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Nyukang Harjo Kecamatan
Selagai Lingga dan Kampung Tawang Negri Kecamatan Pubian. Sebelah Selatan
berbatasan langsung dengan Hutan Lindung Register 39 Kota Agung Utara dan untuk
sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Marga Jaya Kecamatan Selagai Lingga
dengan di tandai oleh aliran Sungai Way
Seputih.
Oleh karena letak wilayah Dusun
07 sejauh 8 Km dari kampung induk maka
Bpk. Sumaji menugaskan 2 Orang perwakilan yaitu Bp.Eman Suherman mewakili
wilayah Sri Mulya/Asiam dan Sri Rahayu/Umbul sendang dan untuk Wilayah Way Kijang
Umbul Plastik di percayakan kepada Bp. Memed.
Dikarnakan wilayah yang jauh dari
Kampung induk dan susahnya sarana transportasi serta didukung dari jumlah
penduduk yang semakin banyak maka Tokoh bersama masyarakat berjuang untuk
menjadikan Dusun 07 Segala Mider sebagai
Kampung Mandiri dan mengatur kepemerintahan sendiri, hal ini dimulai atau
dirintis oleh Tokoh dari Way kijang yaitu Bp.Memed dimasa kepemimpinan Kepala
Kampung Bp. Hadi suwoyo pada tahun 1979-1984 tapi pada saat itu perjuangan
Bp.Memed masih belum mendapatkan hasil.
Pada tahun 1987-1990 Perjuangan
ingin mandiri terus diperjuangkan waktu itu Tokoh dari Sri Mulya/Asiam yaitu
Bp. Eman Suherman bersama tokoh dan masyarakat melanjutkan perjuangan yang tertunda,
masih dimasa kepemimpinan Bapak Hadi Suwoyo namun untuk yang ke dua kalinya
perjuangan patah dijalan karna masih banyak persaratan yang belum bisa
terpenuhi.
Tekat untuk melepaskan diri dari
kampung induk semakin kuat didasari rasa keprihatinan atas rasa di anak tirikan
di bidang pembangunan,contoh keprihatinan kecil saja bila masyarakat
membutuhkan surat keterangan jalan misalnya harus berjalan kaki sejauh 8 Km ke
rumah kepala Kampung di Segala Mider.
Di tahun 1998-2000 salah satu
warga yang berjiwa besar mencoba melanjutkan perjuangan tokoh terdahulu beliau
adalah Bp.Ade ma’mun putra dari Bp.Fatudin Ibu Aroh dari dusun Way Kijang,
beliau bukan pejabat di dusun atau orang yang di tokoh kan tapi beliau adalah
seorang masyarakat yang merasa prihatin dengan keadaan Kampungnya, luka liku
perjuangan ditempuh mulai menelusuri dari Kampung induk,Kecamatan hingga
Kabupaten, lobi-lobipun di lakukan hingga permintaan persaratan dari kampung
induk di kabulkannya mulai Harta,Tenaga,Pikiran,perasaan,waktu bahkan cacian
dari mereka yang tidak percaya akan keberhasilan perjuangannya mencibirkan
bibirnya karna jangankan masyarakat tokohpun yang terdahulu hasilnya nihil..
Ade Ma’mun bersama Teman dekatnya ADE.S optimis akan keberhasilan perjuangannya.
Berkat kegigihannya akhirnya pada tahun 2000 Ade Ma’mun memetik hasil
jerihpayah perjuangaannya dengan di tandai keluarnya SK Bupati Lampung Tengah
Nomor : 87/KPTS/02/2000 sebagai Kampung Persiapan yang terdiri dari 3 Dusun
yaitu :
Dusun 01 Wilayah Sri Mulya/Asiam
Dusun 02 Sri Rahayu/Umbul Sendang
Dusun 03 Way Kijang dan Umbul
Plastik
Pada taun 2000 secara sederhana
Kampung Pekandangan mengadakan pemilihan kepala Kampung untuk Pejabat sementara
secara sederhana dengan Dua Calon yaitu Bp, Ade Ma’mun dengan Bp.Ahmin Bunyamin
dalam pemilihan terpilih Bp.Ade Ma’mun dan hasil kesepakatan kedua calon bagi
yang tidak terpilih maka menduduki jabatan Sekertaris Kampung.
Namun karena keduanya bekas lawan
politik dalam pemilihan Kepala Kampung maka dalam menjalankan tugas roda
kepemerintahan mereka tidak harmonis selang dua tahun Tepatnya Tanggal 19 Juli
tahun 2002 jabatan Sekertaris Kampung dilimpahkan kepada Sdr.Jakariya yang
menjabat sebagai Kaur pemerintahan,ditandai dengan dikeluarkannya Surat Kuasa
Yang berbunyi :( Pihak Ke Satu )Segala sesuatu yang menyangkut urusan Desa (
kepentingan Umum ) Saya serahkan sepenuhnya kepada Pihak ke Dua ( Jakariya.S).
Bp.Jakariya di angkat sebagai
sekertaris Kampung dan ter angkat menjadi Pegawai Negri Sipil pada Tahun 2009.
Masa jabatan Ade Ma’mun sebagai
Pejabat sementara selama 7 Tahun dari tahun 2000-2007 Kampung pekandangan berhasil
Difinitip pada tahun 2005 ditandai dengan keluarnya SK Bupati Lampung tengah
Nomor : 242/KPTS/03/2005 pada Tanggal 28 Juli 2005.
Di masa itu masyarakat Kampung
Pekandangan masih sangat minim akan SDM kegiatan Masyarakat banyak yang menjadi
buruh atau kuli Panggul kayu Ilegal di register 39/Hutan lindung banyak kebun
masyarakat ditinggalkan hingga total tidak menghasilkan,pada tahun 2004
datanglah sekelompok LSM yang dan
mahasiswa yang bernaung dibawah bendera WANACALA dari Bandar Lampung. Mereka
mengadakan pendampingan di kampung Pekandangan bersama PMU tentang Konservasi
tanah dan air terpadu mereka dengan
sabar dan gigih menyadarkan masyarakat dari pembalakan liar penebangan kayu
illegal serta memberi gambaran dengan memutar filem penyuluhan bahaya nya hutan
gundul,kegiatan lainnya pembuatan Peta Kampung secara Fartisipatif, pembuatan
Lenstra Kampung,membangun Kampung konservasi dengan membangun teras siring.
Hingga kampung pekandangan mendapat penghargaan Kalpataru dari Bupati lampung
tengah sebagai kampung penyelamat lingkungan selain kalpataru kampung
pekandangan menyandang gelar Kampung Pilot Prozek Konservasi Lampung tengah.
Dimasa pemerintahan PJ Bp.Ade
Ma’mun dusun 03 dimekarkan mengingat luas wilayah yg ter lalu luas walau jumlah
penduduk relatip sedikit.maka kampung pekandangan terdiri dari 4 Dusun dan 10
Rt.
Dusun yang baru mekar diberi nama
Umbul Pelastik namun tiga tahun setelah mekar dusuntersebut berganti nama yaitu
Riung Gunung hasi pemikiran seorang Tokoh Bp.NANDI (Alm)
Pada tahun 2008 Kampung
Pekandangan mengadakan Pemilihan Kepala Kampung secara resmi dari kabupaten
dengan 2 calon yaitu Bp.Ahmin Bunyamin dengan Dede Kurnia yang di menangkan
oleh Bp. Ahmin Bunyamin dan menjabat dari tahun 2008-2013.
Dimasa kepemimpinan Bp. Ahmin
Bunyamin pembangunan mulai terasa.
pembangunan yang sipatnya bantuan/Program pemerintah diantaranya Terbangunnya
Balai Kampung di Dusun 03, Saung Miting Di Dusin 01. Jembatan Gantung di empat
Dusun,air Bersih di Dusun 01 Gedung sekolah SLTP satu atap di Dusun 03 dan
Jalan Rambat Beton di Dusun 02. Dan berakhir kepemimpinan Bp. Ahmin Bunyamin di
tahun 2013.
Pada tahun 2013 di laksanakan pemilihan kepala kampung yang
ke tiga kalinya dengan Dua Calon yaitu Bp. Ahmin Bunyamin sebagai calon Nomor
urut 2 dan Bp. Ade Ma’mun dengar no urut 1 yang dimenangkan oleh Bp. Ade Ma’mun
hingga sekarang
Keunikan Kampung Pekandangan
Kampung pekandangan terdiri dari
Empat Dusun yang letaknya terpisah-pisah.Masyarakat satu dusun dengan
masyarakat dusun lainnya tidak terjalin hubungan imosional karna jarak antar
dusun berjauhan dan tidak memiliki jalan tembus sehingga apabila kita dari
dusun satu mau ke dusun dua kita harus melewati kampung tetangga yaitu kampung
linggapura begitupun dari dusun dua mau kedusun tiga kita harus ke kampung
lingga pura terlebih dahulu dusun tiga ke dusun empat pun demikian. Jarak antar
dusun kurang lebih 2-3 Km.
Suku Bahasa yang tinggal di
kampung pekandangan 80 % Sunda dan Sisanya 20 % Suku Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar