Jumat, 10 Oktober 2014

Poto Kampung Ku

LEGENDA DAN SEJARAH KAMPUNG PEKANDANGAN
a.Legenda Kampung
Pada tahun 1482 Kampung Pekandangan pernah dihuni oleh keturunan dari BUAI PEMUKA di wilayah ULOK  GIYAM  yang saat ini bernama Dusun 03 Way Kijang sampai tahun 1517. Yang kemudian berpindah ke Kampung Segala Mider.
b.Arti dari Nama Pekandangan
pekandangan adalah nama warisan dari Suku adat yang menempati pekandangan pada jaman terdahulu, yang terdiri dari dua kata yaitu PEKAN dan DANGAN
yang artinya PEKAN= Minggu / Seminggu  dan DANGAN= Kandang
pada masa itu penghuni ULA GIAM adalah masyarakat Segala mider yang berkebun dan tinggal di ulagiam mereka sepekan sekali pulang kampung pulang kandang maka bila di gabungkan dari dua kata tersebut menjadi PEKAN+DANGAN hingga saat ini nama Pekandangan di jadikan Nama Kampung yaitu PEKANDANGAN. Luas wilayah Kampung Pekandangan 875 Ha dengan bentangan dari timur ke Barat 8 Km sedangkan dari Selatan Ke Utara berkisar 1000 m
Pada tahun 1970 Kampung Pekandangan dibuka kembali oleh sekelompok Orang yang datang dari Bandung Jawa Barat  kelompok tersebut di pimpin oleh seorang tokoh bernama ADE SOMANTRI beliau membuka lahan yang bertujuan untuk perkebunan TEH yang saat ini tempat tersebut Bernama Dusun 04 Riung Gunung atau Umbul Plastik. Namun karna lokasi yang sangat terjal dan transportasi sangat sulit maka beliau menggagalkan niatnya untuk membuka lahan perkebunan TEH Beliau kembali lagi ke jawa barat namun sebagian pengikutnya tetap tinggal di Umbul pelastik.
Asal mula sebutan Umbul Plastik,pada masa itu masyarakat yang membuka lahan membuat gubuk atau tempat tinggal sementara  menggunakan atap terepal atau pelastik karna belum ada genteng justru dengan pelastik yang berbeda warna dari gubuk yang satu dan yang lainnya dilihat dari kejauhan tampak mencolok maka orang- orang menyebutnya umbul plastic,hingga saat ini padahal Dusun tersebut sudah memiliki nama RIUNG GUNUNG yang artinya Dusun yang di kelilingi Gunung dalam bahasa sunda,warisan dari seorang tokoh bernama Bp. NANDI ( Alm ) sesepuh di dusun tersebut.
Pada tahun 1976 Kembali Dua kelompok Orang dari Bandung Jawa barat dan dari Sendang Rejo Lampung Tengah yang di Pimpin oleh Bapak Daim Jajuli ( Alm) sebagai perpanjangan Tangan dari SIDANG BUDIMAN dengan membawa Surat izin tebang  membuka lahan di dua wilayah yang saat ini bernama Dusun 02 Sri Rahayu waktu itu di pimpin oleh ketua tebang Bp. SARIDI dari Sendang Rejo Suku Jawa,karna mayoritas peserta tebang dari sendang maka terkenal hingga sekarang tempat itu UMBUL SENDANG padahal Nama dusun tersebut adalah SRI RAHAYU dan yang satu kelompoknya lagi dipimpin oleh ketua tebang sebagai kaki tangan Bp. Daim Jajuli yaitu Bp. Pakih dari lingga pura memimpin sekelompok orang untuk membuka di wilayah Dusun 03 Way Kijang, Nama way Kijang berasal dari Kata WAY TIJANG nama peninggalan orang adat pembuka pertama yang artinya WAY itu Sungai TIJANG itu Panjang WAY TIJANG artinya Sungai yang Panjang, karna latah lidah orang sunda menjadi WAY KIJANG.
Di penghujung tahun 1978 Bapak Mahpudin memimpin penebangan untuk lahan pertanian yang sekarang bernama Dusun 01 Sri Mulya lahan tersebut berdampingan dengan lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik orang Cina yang bernama Asiam maka karna berdekatan dengan lahan asiam orang-orang menyebutnya wilayah asiam hingga saat ini masih terkenal dengan Dusun Asiam padahal dusun tersebut bernama Sri Mulya.
Engkong Asiam dengan anaknya yang bernama Gunadi Jaya berbekal HGU nya bermaksud menguasai Kayu untuk di jadikan bahan bangunan dan dijual ke Bandar lampung,namun ternyata kayu yang di maksud di wilayah tersebut tidak ada maka iya menguasai tanahnya untuk di garap dengan cara di paro tanah misalnya ada orang yang menggarap satu Ha apabila sudah jadi kebun maka di bagi dua sebagian untuk penggarap dan sebagian untuk Asiam, namun karna kurang menejemen dan pengurus dan penangannan yang baik maka  asiam gagal.akhirnya  ditinggalkanlah lahan tersebut hingga terbengkalai hingga tahun 2012 lahantersebut menjadi lahan sengketa yang ber akhir kemenangan di tangan Asiam lahan tersebut seluas ….dan di jual kepada PT Bayu.
Berdasarkan letak wilayah dan didukung oleh jumlah penduduk yang semakin bertambah dan berkembang maka pada tahun 1977 Kampung Pekandangan dimasukan ke marga Segala Mider dan dijadikan Dusun 07 Segala Mider Kecamatan Padang ratu pada masa kepemerintahan Bp. Sumaji sebagai kepala Kampung Segala Mider.
Batas-Batas Kampung.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Linggapura Kecamatan Selagai Lingga dengan di tandai oleh Aliran sungai Way Seputih. Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Nyukang Harjo Kecamatan Selagai Lingga dan Kampung Tawang Negri Kecamatan Pubian. Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Hutan Lindung Register 39 Kota Agung Utara dan untuk sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Marga Jaya Kecamatan Selagai Lingga dengan di tandai  oleh aliran Sungai Way Seputih.
Oleh karena letak wilayah Dusun 07  sejauh 8 Km dari kampung induk maka Bpk. Sumaji menugaskan 2 Orang perwakilan yaitu Bp.Eman Suherman mewakili wilayah Sri Mulya/Asiam dan Sri Rahayu/Umbul sendang dan untuk Wilayah Way Kijang Umbul Plastik di percayakan kepada Bp. Memed.
Dikarnakan wilayah yang jauh dari Kampung induk dan susahnya sarana transportasi serta didukung dari jumlah penduduk yang semakin banyak maka Tokoh bersama masyarakat berjuang untuk menjadikan Dusun 07 Segala Mider  sebagai Kampung Mandiri dan mengatur kepemerintahan sendiri, hal ini dimulai atau dirintis oleh Tokoh dari Way kijang yaitu Bp.Memed dimasa kepemimpinan Kepala Kampung Bp. Hadi suwoyo pada tahun 1979-1984 tapi pada saat itu perjuangan Bp.Memed masih belum mendapatkan hasil.
Pada tahun 1987-1990 Perjuangan ingin mandiri terus diperjuangkan waktu itu Tokoh dari Sri Mulya/Asiam yaitu Bp. Eman Suherman bersama tokoh dan masyarakat melanjutkan perjuangan yang tertunda, masih dimasa kepemimpinan Bapak Hadi Suwoyo namun untuk yang ke dua kalinya perjuangan patah dijalan karna masih banyak persaratan yang belum bisa terpenuhi.
Tekat untuk melepaskan diri dari kampung induk semakin kuat didasari rasa keprihatinan atas rasa di anak tirikan di bidang pembangunan,contoh keprihatinan kecil saja bila masyarakat membutuhkan surat keterangan jalan misalnya harus berjalan kaki sejauh 8 Km ke rumah kepala Kampung di Segala Mider.
Di tahun 1998-2000 salah satu warga yang berjiwa besar mencoba melanjutkan perjuangan tokoh terdahulu beliau adalah Bp.Ade ma’mun putra dari Bp.Fatudin Ibu Aroh dari dusun Way Kijang, beliau bukan pejabat di dusun atau orang yang di tokoh kan tapi beliau adalah seorang masyarakat yang merasa prihatin dengan keadaan Kampungnya, luka liku perjuangan ditempuh mulai menelusuri dari Kampung induk,Kecamatan hingga Kabupaten, lobi-lobipun di lakukan hingga permintaan persaratan dari kampung induk di kabulkannya mulai Harta,Tenaga,Pikiran,perasaan,waktu bahkan cacian dari mereka yang tidak percaya akan keberhasilan perjuangannya mencibirkan bibirnya karna jangankan masyarakat tokohpun yang terdahulu hasilnya nihil.. Ade Ma’mun bersama Teman dekatnya ADE.S optimis akan keberhasilan perjuangannya. Berkat kegigihannya akhirnya pada tahun 2000 Ade Ma’mun memetik hasil jerihpayah perjuangaannya dengan di tandai keluarnya SK Bupati Lampung Tengah Nomor : 87/KPTS/02/2000 sebagai Kampung Persiapan yang terdiri dari 3 Dusun yaitu :
Dusun 01 Wilayah Sri Mulya/Asiam
Dusun 02 Sri Rahayu/Umbul Sendang
Dusun 03 Way Kijang dan Umbul Plastik
Pada taun 2000 secara sederhana Kampung Pekandangan mengadakan pemilihan kepala Kampung untuk Pejabat sementara secara sederhana dengan Dua Calon yaitu Bp, Ade Ma’mun dengan Bp.Ahmin Bunyamin dalam pemilihan terpilih Bp.Ade Ma’mun dan hasil kesepakatan kedua calon bagi yang tidak terpilih maka menduduki jabatan Sekertaris Kampung.
Namun karena keduanya bekas lawan politik dalam pemilihan Kepala Kampung maka dalam menjalankan tugas roda kepemerintahan mereka tidak harmonis selang dua tahun Tepatnya Tanggal 19 Juli tahun 2002 jabatan Sekertaris Kampung dilimpahkan kepada Sdr.Jakariya yang menjabat sebagai Kaur pemerintahan,ditandai dengan dikeluarkannya Surat Kuasa Yang berbunyi :( Pihak Ke Satu )Segala sesuatu yang menyangkut urusan Desa ( kepentingan Umum ) Saya serahkan sepenuhnya kepada Pihak ke Dua ( Jakariya.S).
Bp.Jakariya di angkat sebagai sekertaris Kampung dan ter angkat  menjadi Pegawai Negri Sipil pada Tahun 2009.
Masa jabatan Ade Ma’mun sebagai Pejabat sementara selama 7 Tahun dari tahun 2000-2007 Kampung pekandangan berhasil Difinitip pada tahun 2005 ditandai dengan keluarnya SK Bupati Lampung tengah Nomor : 242/KPTS/03/2005 pada Tanggal 28 Juli 2005.
Di masa itu masyarakat Kampung Pekandangan masih sangat minim akan SDM kegiatan Masyarakat banyak yang menjadi buruh atau kuli Panggul kayu Ilegal di register 39/Hutan lindung banyak kebun masyarakat ditinggalkan hingga total tidak menghasilkan,pada tahun 2004 datanglah sekelompok LSM yang  dan mahasiswa yang bernaung dibawah bendera WANACALA dari Bandar Lampung. Mereka mengadakan pendampingan di kampung Pekandangan bersama PMU tentang Konservasi tanah dan air terpadu  mereka dengan sabar dan gigih menyadarkan masyarakat dari pembalakan liar penebangan kayu illegal serta memberi gambaran dengan memutar filem penyuluhan bahaya nya hutan gundul,kegiatan lainnya pembuatan Peta Kampung secara Fartisipatif, pembuatan Lenstra Kampung,membangun Kampung konservasi dengan membangun teras siring. Hingga kampung pekandangan mendapat penghargaan Kalpataru dari Bupati lampung tengah sebagai kampung penyelamat lingkungan selain kalpataru kampung pekandangan menyandang gelar Kampung Pilot Prozek Konservasi Lampung tengah.
Dimasa pemerintahan PJ Bp.Ade Ma’mun dusun 03 dimekarkan mengingat luas wilayah yg ter lalu luas walau jumlah penduduk relatip sedikit.maka kampung pekandangan terdiri dari 4 Dusun dan 10 Rt.
Dusun yang baru mekar diberi nama Umbul Pelastik namun tiga tahun setelah mekar dusuntersebut berganti nama yaitu Riung Gunung hasi pemikiran seorang Tokoh Bp.NANDI (Alm)
Pada tahun 2008 Kampung Pekandangan mengadakan Pemilihan Kepala Kampung secara resmi dari kabupaten dengan 2 calon yaitu Bp.Ahmin Bunyamin dengan Dede Kurnia yang di menangkan oleh Bp. Ahmin Bunyamin dan menjabat dari tahun 2008-2013.
Dimasa kepemimpinan Bp. Ahmin Bunyamin  pembangunan mulai terasa. pembangunan yang sipatnya bantuan/Program pemerintah diantaranya Terbangunnya Balai Kampung di Dusun 03, Saung Miting Di Dusin 01. Jembatan Gantung di empat Dusun,air Bersih di Dusun 01 Gedung sekolah SLTP satu atap di Dusun 03 dan Jalan Rambat Beton di Dusun 02. Dan berakhir kepemimpinan Bp. Ahmin Bunyamin di tahun 2013.
Pada tahun 2013  di laksanakan pemilihan kepala kampung yang ke tiga kalinya dengan Dua Calon yaitu Bp. Ahmin Bunyamin sebagai calon Nomor urut 2 dan Bp. Ade Ma’mun dengar no urut 1 yang dimenangkan oleh Bp. Ade Ma’mun hingga sekarang
Keunikan Kampung Pekandangan
Kampung pekandangan terdiri dari Empat Dusun yang letaknya terpisah-pisah.Masyarakat satu dusun dengan masyarakat dusun lainnya tidak terjalin hubungan imosional karna jarak antar dusun berjauhan dan tidak memiliki jalan tembus sehingga apabila kita dari dusun satu mau ke dusun dua kita harus melewati kampung tetangga yaitu kampung linggapura begitupun dari dusun dua mau kedusun tiga kita harus ke kampung lingga pura terlebih dahulu dusun tiga ke dusun empat pun demikian. Jarak antar dusun kurang lebih 2-3 Km.
Suku Bahasa yang tinggal di kampung pekandangan 80 % Sunda dan Sisanya 20 % Suku Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar